Potensi Sumberdaya Ikan dan Model Pengelolaannya di Wilayah Kabupaten Biak Numfor
DOI:
https://doi.org/10.58950/jpk.v1i1.23Keywords:
Sumberdaya Ikan, Potensi Sumberdaya Ikan, Model PengelolaanAbstract
Volume produksi ikan di Biak Numfor yang meningkat mendorong para pelaku perikanan mengeksploitasi sumberdaya ikan yang ada tanpa memperhatikan keberadaan dan keberlanjutannya, disertai adanya upaya penambahan penangkapan ikan secara terus menerus dikhawatirkan akan menyebabkan penangkapan berlebih hingga terjadinya penurunan stok ikan (Katiandagho dan Marasabessy, 2017). Mengingat potensi ekonomi dan ekologi dari sumberdaya ikan sebagai dasar untuk menunjang upaya pengolahan sumber daya ikan yang tetap lestari, maka diperlukan pengkajian informasi tentang potensi sumberdaya ikan dan pengelolaannya di wilayah kabupaten Biak Numfor. Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer, meliputi; Kondisi sumberdaya perikanan Biak Numfor melalui survey, data kelimpahan ikan dan Persepsi masyarakat tentang kondisi perikanan Biak Numfor menggunakan metode wawancara baik secara individu maupun kelompok. Data Sekunder diambil dari berbagai bentuk dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Hasil penelitian didapatkan bahwa potensi kelimpahan ikan di daerah Kabupaten Biak Numfor masih sangat melimpah dan belum mencapai over fishing. Pengembangan usaha budidaya ikan juga sangat berpotensi untuk dilakukan karena Biak Numfor memiliki luas lokasi budidaya mencapai 2.381.408 Ha. Jenis dan kelimpahan ikan karang di pesisir timur Pulau Biak dijadikan sebagai sumber makanan dan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir, namun usaha pengolahan hasil kelautan dan perikanan belum berkembang pesat di Biak Numfor dan sangat berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Dengan mengatur daerah penangkapan ikan dan jumlah serta hasil tangkapan, diharapkan sumber daya ikan tetap melimpah di Kabupaten Biak Numfor. Selain itu Program pemerintah terkait kelimpahan dan model optimasi sumber daya ikan sudah dilaksanakan sesuai dengan program keberlanjutan namun belum maksimal.